Sebelum Wahana Visi Indonesia hadir, hidup Floriani sulit karena tidak ada akses air bersih. Keluarganya hanya mengandalkan bak penampungan hujan yang sering kotor, terutama saat kemarau. Akibatnya, dia dan keluarganya sering sakit perut dan terkena penyakit kulit. "Air yang sedikit hanya cukup untuk minum dan memasak, sehingga saya sering ke sekolah tanpa mandi. Ayah saya, seorang petani, juga kesulitan menyiram tanaman dan memberi minum ternak", ungkap Floriani.
WVI membangun jaringan air bersih sumur bor beserta kran umum agar warga mudah mendapatkan air bersih. Selain, itu WVI juga mengadakan pelatihan tentang kebersihan dan pengelolaan air minum. Program ini melibatkan pemerintah desa dan warga melalui gotong royong, serta membentuk komite air untuk menjaga keberlanjutan.
“Setelah fasilitas tersedia, hidup keluarga kami berubah. Kami bisa mandi setiap hari, memasak dengan air bersih, dan menjaga kebersihan lingkungan. Ayah saya dapat menyiram tanaman dengan teratur sehingga hasil panen meningkat. Saya lebih sehat dan percaya diri saat berangkat sekolah", kata Floriani.
Jaringan air bersih ini dirasakan seluruh desa. Sebanyak 1.427 orang, termasuk 465 anak di desa kini bisa menikmati air bersih. Anak-anak tidak perlu berjalan jauh atau membeli air mahal. Mereka bisa belajar dan bermain tanpa terganggu masalah air. Risiko penyakit menurun, dan masyarakat lebih siap menghadapi dampak perubahan iklim. “Saya sangat bersyukur. Hidup kami kini lebih sehat dan nyaman. Saya bisa belajar dengan tenang dan berusaha mewujudkan cita-cita saya menjadi seorang guru”, ungkap Floriani.
Penulis: Debora Ndapa Tondo